Sebagian Pakaian Yang di Haramkan Syari’at

Sebagian Pakaian

Yang di Haramkan Syari’at

بعض ما يحرم من اللباس

al ‘Allamah asy Syaikh

Abu ‘Abdillah Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin

رحمه الله تعالى

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له ، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله

عبد لا يعبد ورسول لا يكذب أدى عبادة ربه وبلغ رسالته ونفع أمته وجهد في الله حق جهاده وصلوات الله والسلامه عليه وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين

أما بعد ، وقد قال الله عز وجل :

Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Alloh, Mudah-mudahan mereka selalu ingat. (Al A’raaf : 26).

نَعَمْ!

Itulah dari tanda-tanda kekuasaan Alloh Ta’ala, Dia jadikan jasad anak Adam telanjang, tidak ditutupi bulu, rambut, wool, dan tidak pula pakaian yang indah, agar manusia tahu bahwa dia telanjang kecuali dengan memakai pakaian, sehingga dengan hal itu manusia senantiasa ingat bahwa ia membutuhkan pakaian lahir dan pakaian bathin, butuh pakaian lahir untuk menutupi auratnya, butuh pakaian bathin untuk menghapus kesalahannya.

Maka di ayat yang mulia ini, Alloh Ta’ala menerangkan apa yang Dia anugerahkan kepada Hamba-Nya, ketika Dia menurunkan kepada manusia 3 jenis pakaian, yakni 2 jenis pakaian lahir (yang nampak oleh indera) dan 1 jenis pakain bathin.

Adapun 2 jenis yang lahir adalah pakaian yang bersifat “Dharuri” (mendesak), dengannya manusia menutupi auratnya, yang dengannya manusia memakaikannya pada badannya yang mesti manusia memakainya.

Dan pakaian yang kedua adalah ريش “Riisy” atau disebut juga رياش “Riyaasy” yaitu pakaian keindahan dan perhiasan yang lebih dari pakaian yang bersifat “Dharuri” (mendesak).

Adapun jenis yang bathin adalah pakaian taqwa, taqwa kepada Alloh Ta’ala dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, pakaian ini lebih baik dari 2 jenis pakaian lahir tadi, hal itu karena pakaian ini menutupi aurat manusia di dunia dan di akhirat,

وقال الله عز وجل:

…Barangsiapa bertaqwa kepada Alloh niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Alloh niscaya Alloh akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Alloh melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Alloh telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (Ath Thalaq : 2-3) Baca lebih lanjut

Keutamaan Shalat & Kufurnya Orang Yang Meninggalkan Shalat Terus-Menerus

Keutamaan Shalat & Kufur Meninggalkannya (Terus-menerus)

فضل الصلاة وكفر تاركها

Asy Syaikh Al ‘Allamah

Abu ‘Abdillah Muhammad bin Sholih al ‘Utsaimin

رحمه الله تعالى

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ، ومن يضلل فلا هادي له ، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان وسلم تسليما

أما بعد فيا أيها الناس :

Kami akan mengisi khutbah ini dengan permasalahan yang besar dan agung, termasuk permasalahan dan terbesar secara hukum, yang terbesar secara hukum dan teragung secara akibat, ini permasalahan bukan hanya nasehat dan pelajaran semata yang orang mendengarnya kemudian ia mudah melupakannya.

Sesungguhnya permasalahan ini bukanlah permasalahan pemikiran semata, yang diputuskan oleh pemikiran seseorang dan kemudian ada orang lain yang mengingkarinya, ini adalah permasalahan agama lagi syar’i, yang keputusan di dalamnya hanya milik Alloh dan Rosul-Nya shalallahu alaihi wasallam, bukan milik seorang-pun selain Alloh subhanahu wa ta’ala dan Rosul-Nya shalallahu alaihi wasallam,

Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Alloh dan Rosul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Alloh dan Rosul-Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (Al Ahzab : 36).

Tidak pantas bagi seorang mukmin melainkan hendaklah berserah diri dan pasrah serta tunduk dalam perkara itu kepada hukum Alloh subhanahu wa ta’ala dan Rosul-Nya shalallahu alaihi wasallam, ketika hal itu telah jelas baginya,

Sesungguhnya ini permasalahan yang besar lagi agung, ini adalah permasalahan yang sebagian orang di uji dengannya di hari ini, kemudian mereka justru lebih mementingkan hawa nafsunya, dan dalam hal ini mereka berpaling dari syari’at,

Ini adalah permasalahan meninggalkan sholat secara mutlak, yang sebagian orang di uji dengannya, mereka meninggalkan sholat terus-menerus, senantiasa menjaga untuk meninggalkannya, sesungguhnya meninggalkan sholat yang kami katakan diatas mimbar ini, diatas mimbar sholat ‘ied (jum’at), dan disetiap kesempatan yang kami bicarakan dan paparkan tentang hal ini, kami mengatakan sebagaimana para Muhaqqiqin (Peneliti) dari kalangan Ahlul ‘Ilmi berkata,

إِنَّ تَرْكُ الصَّلاَةُ كُفْرًا مُخْرِجًا عَنِ الْمِلَّةِ

Sesungguhnya meninggalkan sholat adalah kafir yang mengeluarkan pelakunya dari agama.” Baca lebih lanjut

Dimana Allah? (2)

DALIL DARI AS-SUNNAH NABAWIYAH DAN PANDANGAN ULAMA AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH

1. Dari Shahabat Mu’awiyah bin al-Hakam as-Sulami radhiyallahu’anhu,

قَالَ وَكَانَتْ لِى جَارِيَةٌ تَرْعَى غَنَمًا لِى قِبَلَ أُحُدٍ وَالْجَوَّانِيَّةِ فَاطَّلَعْتُ ذَاتَ يَوْمٍ فَإِذَا الذِّيبُ قَدْ ذَهَبَ بِشَاةٍ مِنْ غَنَمِهَا وَأَنَا رَجُلٌ مِنْ بَنِى آدَمَ آسَفُ كَمَا يَأْسَفُونَ لَكِنِّى صَكَكْتُهَا صَكَّةً فَأَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَعَظَّمَ ذَلِكَ عَلَىَّ قُلْتُ

Aku memiliki sekawanan kambing yang berada diantara gunung Uhud dan Jawwaniyah, disana ada seorang budak wanita. Suatu hari aku memeriksa kambing-kambing itu, tiba-tiba aku dapati bahwa seekor serigala telah membawa (memangsa) salah satu diantara kambing-kambing itu, sementara aku seorang manusia biasa, aku menyesalinya, lalu aku menampar wanita itu. Kemudian kudatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kuceritakan kejadian tersebut kepadanya, beliaupun membesarkan peristiwa itu atasku, maka kukatakan kepadanya :

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلاَ أُعْتِقُهَا

‘Wahai Rasulullah, tidakkah (lebih baik) aku memerdekakannya?

قَالَ « ائْتِنِى بِهَا ».

Beliau berkata : Panggilah ia!,

فَأَتَيْتُهُ بِهَا فَقَالَ لَهَا « أَيْنَ اللَّهُ ».

Lalu aku memanggilnya, maka beliau berkata kepadanya : ‘Dimana Allah?

قَالَتْ فِى السَّمَاءِ.

Wanita itu menjawab : ‘Di langit’.

قَالَ « مَنْ أَنَا ».

Beliau bertanya lagi : ‘Siapakah aku?

قَالَتْ أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ.

Ia menjawab : ‘Engkau adalah utusan Allah!

قَالَ « أَعْتِقْهَا فَإِنَّهَا مُؤْمِنَةٌ ».

Beliau berkata : ‘Bebaskanlah (merdekakanlah dia)! Karena sesungguhnya dia adalah seorang wanita yang beriman”.[1] Baca lebih lanjut

Dimana Allah? (1)

Dimana Allah?

Sebuah pertanyaan mendasar yang menyangkut aqidah seorang muslim, terutama yang mengaku sebagai seorang Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

1. Apakah pertanyaan ini merupakan syubhat sehingga tidak memerlukan jawaban apapun??

2. Apakah pertanyaan ini merupakan bid’ah??

3. Apakah pertanyaan ini justru menganggap bahwa Allah Jalla wa ‘Alaa memiliki tempat (-yang menurut sebagian kelompok Allah mustahil memiliki tempat-)??

4. Atau memang ternyata pertanyaan ini memiliki hujjah dari kitabullah dan sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga disyari’atkan menanyakan hal tersebut??

Apabila anda bertanya dimana Allah? Niscaya anda akan mendapati banyak sekali versi jawaban. Diantara mereka ada yang mengatakan:

“Allah ada dimana-mana”

“Allah ada dihati”

“Allah lebih dekat dari urat leher hamba-Nya”

“Allah ada tanpa tempat”

Dan beraneka ragam jawaban akan anda dapati!!

Dalam masalah ini, telah terjadi pertempuran besar antara Ahlul Hadits melawan Jahmiyah, sebagaimana yang dikatakan al-‘Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah beliau berkata:

بل الذي بين أهل الحديث والجهمية من الحرب أعظم مما بين عسكر الكفر وعسكر الإسلام

Bahkan pergulatan Ahlul Hadits versus Jahmiyah lebih dahsyat daripada pertempuran antara pasukan kafir melawan pasukan Islam.”[1]

Insya Allah ta’ala kami akan mengupas tuntas masalah tersebut. Baca lebih lanjut